Monday, February 28, 2011

Download Video dari Youtube

Di bawah ini ada 4 cara men-download video dari Youtube.

1. Melalui situs keepvid
Masuk ke http://keepvid.com dengan membukanya di new tab, supaya lebih mudah nantinya. Setelah itu itu masukkan url youtube yang akan kita download ke kolom yang ada di keepvid, terus klik download. Pastikan java runtime sudah terinstall di komputer kita.

2. Melalui situs kissyoutube
Selain melalui keepvid, bisa melalui kissyoutube dengan cara yang sama.

3. Pake Software khusus download dari youtube
Menggunakan software yang bisa kita gunakan, seperti : youtube downloader, free flv converter, vodoo downloader. Biasanya kalau menggunakan software, proses download-nya lebih lambat.

4. Firefox + Internet Download ManagerMenggunakan mozilla firefox ver. 3.6 ke atas dan Internet Download Manager. Buka youtube melalui firefox, setelah videonya berjalan, klik ‘get eido embed code’, akan muncul codenya. Klik kanan di codenya, lalu klik download flv video with idman > download last requested flv video.
Selamat bercekidot ria ;-)

Sunday, February 27, 2011

Pesawat Pribadi Iron Maiden

Madflash168 - Iron Maiden, group heavymetal asal Inggris yang didirikan pada tahun 1975 ini memiliki pesawat pribadi sendiri yaitu Boeing 757 yang bernama Ed Force One, yang mana pesawat ini digunakan sebagai alat transportasi di saat mereka mengadakan tour. nama Ed Force One ini diambil dari mascot Iron Maiden, Eddie.
Pesawat pribadi Ed Force One ini dipiloti sendiri oleh vocalist Iron Maiden, Bruce Dickinson. Pesawat ini selain membawa personel Iron Maiden sendiri yang terdiri dari Steve Harris (Bass), Bruce Dickinson (Vocal), Nicko McBrian (Drums), Dave Murray (Guitar), Adrian Smith (Guitar) dan Janick Gers (Guitar) juga membawa kru yang jumlahnya puluhan orang dan peralatan band serta perlengkapan manggung mereka.


Bruce Dickinson sudah memiliki lisensi terbang sejak tahun 1990. Dan sejak tahun 2000 Bruce Dickinson sudah bekerja profesional di Astraeus dengan jabatan terakhir managing director dan kapten. Sebagai seorang pilit profesional, Bruce Dickinson menerbangkan pesawat komersil Boeing 757 dari Inggris dengan rute penerbangan ke Eropa, Afrika Utara dan Timur Tengah. Pengalaman menarik ketika Bruce Dickinson terbang ke daerah rawan konflik dengan menyelamatkan 200 orang warga Inggris dari Lebanon ketika krisis.
Dickinson juga pernah menerbangkan Klub Sepakbola Liverpool saat melawan Napoli di Italia, Oktober 2010 lalu. Selain itu Klub Sepakbola Rangers FC dari Skotlandia pernah diantarkan Dickinson ke Israel saat bertanding di Piala UEFA lawan Hapoel Tel Aviv.

Inilah beberapa foto Pesawat Boeing 757 Ed force One
Ed Force One and Iron Maiden Personel

Ed Force One with Eddie

Bruce Dickinson in cockpit

Ed Force One with Bruce Dickinson


Ed Force One and Bruce Dickinson in hangar

Ed Force One Take Off

Eddie Force One

Diambil dari berbagai sumber

SMS Blocker 1.0 s60v3


This application is unique award winning mobile application that blocks spam SMS automatically. It is smartly designed to identify & distinguish between a spam and an important alert message and automatically block only spam SMS. You will be surely surprised with its amazing speed and effectiveness. This application is SMS blocker 1.0 s60v3. I think this is very usefull fo us. Sometimes we don’t need any SMP on phone. This application is the answer.

Feature from this application can be explain bellow.
1. Easy to set-up. It takes less than 5 minutes to set the app running.
2. Simple interface. It is as easy to operate as your mobile inbox.
3. ‘One-Click-Block’ to block in single click from Home Screen.
4. Inbuilt intelligence to detect and block automatically cunning spam SMS.
5. Block counter on mobile homescreen for quick reference.
6. Fully customizable. Decide your own level of privacy.
7. Seamless Integration with phonebook, SMS inbox.
8. Detailed log of all blocked SMS.
9. Blocked SMS storage in ‘Bin’ folder.
10. Application ‘On’ indicator icon on Home Screen.
11. Selective SMS block based on content, bulk spam SMS, sender’s title or a specific number.
12. Easy unblock options.
13. ‘Application auto start’ mode to start smsBlocker automatically when the phone starts

pySMSflooder 2.0.3 S60v3

pySMSflooder 2.0.3 S60v3 is a python application that allows you to SEND A SMS MSG MULTIPLE TIMES.
If you are using an unlimited SMS pakage then pySMSflooder is what you need. Is any one bothering you with missed calls? Well just flood his/her mobile with SMS!

This small aplication has a nice icon and features two kinds of SMS floods.

1. Your Text Msg: simply type a msg then provide the target phone number then amount of SMSs you want to send.
2. Numeric Sequence: here u just have to provide the target number and amount of SMSs you want to send. Msgs are sent like 1 2 3. For example you send 10 msgs to a number, it will recieve 1st sms with text 1, 2nd with text 2, 3rd with text 3 and so on. This is very cool way to flood someone’s inbox.

Installation:
Install first python-v1.4.5 then install pySMSflooder.

Download python-v1.4.5 and pysmsflooder here

Happy flooding ;)

Saturday, February 26, 2011

Guan Yu (Kwan Kong)


Guan Yu (Hanzi: 關羽) (160 - 219) adalah seorang jenderal terkenal dari Zaman Tiga Negara. Guan Yu dikenal juga sebagai Kwan Kong, Guan Gong, atau Kwan Ie, dilahirkan di kabupaten Jie, wilayah Hedong (sekarang kota Yuncheng, provinsiShanxi), ia bernama lengkap Guan Yunchang atau Kwan Yintiang.

Guan Yu merupakan jenderal utama Negara Shu Han, ia bersumpah setia mengangkat saudara dengan Liu Bei (kakak tertua) dan Zhang Fei (adik terkecil).


Guan Yu dalam kisah novel Tiga Negara

Pada masa Pemberontakan Serban Kuning, tepatnya tahun 188, tiga orang rakyat jelata bertemu di kabupaten Zhuo. Mereka adalah Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei, yang memiliki hasrat yang sama untuk berjuang membela negara dan mengembalikan ketentraman bangsa Tiongkok yang sedang bergejolak. Tak lama, mereka bertiga bersumpah sehidup semati untuk menjadi saudara di kebun persik yang terletak di halaman belakang rumah milik Zhang Fei. Liu Bei sebagai kakak tertua, diikuti dengan Guan Yu dan Zhang Fei.

Guan Yu bertempur bersama Liu Bei dan Zhang Fei dalam menumpas Pemberontakan Serban Kuning. Tak lama, semenjak negeri Tiongkok dikuasai oleh Dong Zhuo, Liu Bei dan kedua saudaranya bergabung dalam angkatan perang Gongsun Zan. Gongsun sendiri saat itu ikut dalam suatu koalisi penguasa daerah yang menentang Dong Zhuo. Dong menempatkan Hua Xiong untuk menjaga celah Sishui. Hua Xiong seakan tidak terkalahkan setelah membunuh 4 perwira pasukan koalisi, yaitu Bao Zhong, Zu Mao, Yu Shen dan Pan Feng. Guan Yu yang hanya seorang pepanah berkuda menawarkan diri untuk mengalahkan Hua Xiong. Saat tak ada pemimpin koalisi yang percaya, Guan Yu berjanji untuk memberikan kepalanya apabila gagal. Guan Yu kembali dengan kepala Hua Xiong saat anggur merah–yang dituang Cao Caosebelum Guan Yu pergi–masih hangat.

Dikenal sebagai seorang jendral yang tangguh, Guan Yu dibujuk Cao Cao untuk menjadi pengikutnya saat ketiga bersaudara tercerai berai karena kejatuhan Xuzhou dan Xiapi. Zhang Liao, seorang jendral Cao Cao dan kawan lama Guan Yu mencoba membujuk sang jendral untuk menyerah. Guan Yu bersedia atas dasar 3 kondisi :

Guan Yu takluk kepada kekaisaran Han, bukan kepada Cao Cao.
Kedua istri Liu Bei harus dilindungi dan diberi penghidupan yang layak
Guan Yu akan segera meninggalkan Cao Cao setelah tahu keberadaan Liu Bei

Dengan kondisi itu, Guan Yu dapat menyerah tanpa melanggar sumpah saudara. Cao Cao dengan gembira menyanggupinya. Bahkan Guan Yu diberi banyak hadiah, yang hampir semuanya ia kembalikan ke Cao Cao kecuali kuda Kelinci Merah, kuda andalan yang sebelumnya dimiliki oleh Lu Bu.

Saat bertempur melawan Yuan Shao di Pertempuran Baima, Cao Cao menugaskan Guan Yu untuk melawan 2 jendral besar Yuan, yaitu Yan Liang dan Wen Chou. Guan berhasil membinasakan keduanya dan mengakibatkan hubungan Yuan Shao dan Liu Bei–yang saat itu berlindung pada Yuan Shao–memburuk. Liu Bei akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Yuan Shao. Pada saat yang bersamaan, Guan Yu yang mengetahui di mana Liu Bei memutuskan meninggalkan Cao Cao dan melakukan perjalanan untuk bertemu saudaranya. Cao Cao tak dapat menahannya dan akhirnya membiarkan Guan Yu pergi.

Dalam perjalanan tersebut, Guan Yu semakin terkenal karena ia berhasil melewati 5 kota Cao Cao dan membunuh 6 perwira yang menghalanginya. Diawali dengan mengawal kereta yang membawa kedua isteri Liu Bei melewati celah Dongling (sekarang: FengFeng, propinsi Henan), Guan dihentikan oleh Kong Xiu yang menolak memberi izin tanpa surat resmi dari Cao Cao. Guan Yu tak memiliki pilihan lain selain membunuhnya.

Selanjutnya Guan Yu tiba di luar kota Luoyang. Gubernur kota itu, Han Fu membawa 1000 prajurit untuk menghalangi Guan Yu. Asisten Han Fu, Meng Tan maju untuk berduel dengan Guan Yu. Ia mencoba menjebak Guan Yu, tetapi kuda Guan Yu lebih cepat dan Meng Tan tewas terbelah golok Guan Yu. Saat itu Han Fu berhasil memanah lengan Guan Yu. Tanpa takut, Guan Yu mengejar Han Fu dan menebasnya.

Saat melewati celah Sishui (sekarang: Xingyang, propinsi Henan), penjaga celah tersebut, Bian Xi memimpin 200 anak buahnya untuk menjebak Guan Yu di sebuah kuil. Salah seorang pendeta memperingati Guan Yu yang berhasil mengatasi jebakan dan membunuh Bian Xi.

Wang Zhi, gubernur Xingyang mencoba jebakan yang sama. Berpura-pura baik kepada Guan Yu, ia menempatkan Guan Yu di sebuah tempat peristirahatan. Malamnya ia menyuruh Hu Ban, anak buahnya, untuk membakar tempat tersebut. Ternyata ayah Hu Ban (Hu Hua) pernah menitipkan surat pada Guan Yu, yang disampaikan Guan Yu kepada Hu Ban. Hu Ban lalu membocorkan rencana Wang Zhi dan membantu Guan Yu melarikan diri. Saat dikejar, Guan Yu berhasil membunuh Wang Zhi.

Akhirnya rombongan Guan Yu tiba di tepi selatan sungai Kuning. Saat hendak menyebrang sungai, Qin Qi yang berusaha menghalangi, menemui ajalnya di ujung golok Guan Yu.

Selama perjalanan tersebut, Guan Yu juga berhadapan dengan Xiahou Dun yang tetap tidak ingin memberi jalan pada Guan Yu sampai Zhang Liao menyampaikan padanya pesan Cao Cao untuk mengizinkan Guan Yu pergi. Saat itu Liu Bei sudah pindah ke Runan. Di akhir perjalanan, Guan Yu bertemu Zhang Fei yang murka pada Guan Yu karena menduga ia telah berkhianat. Guan akhirnya bisa membuktikan dengan mengalahkan Cai Yang yang mengejarnya demi membalaskan dendam atas terbunuhnya Qin Qi, keponakannya.


Legenda Guan Yu dari segi pandang Buddhisme

Sangharama Bodhisattva adalah gelar atau sebutan lain untuk jendral ini. Jenderal yang sangat gagah dan setia ini menjadi pengikut Buddha setelah bertemu dengan seorang bhiksu bernama Pu Jing di gunung Yuquan. Saat itu arwahnya sedang menuntut balas atas perbuatan para jendral Wu yang memenggal dirinya. Ia berteriak "kembalikan kepalaku!!" Bhiksu Pu Jing lalu berkata, "Kepada siapakah Yan Liang, Wen Chou, dan para panglima lain yang kepalanya kau tebas berteriak?" Guan Yu lalu sadar dan berlindung kepada Sang Triratna dan Dhamma. Keberadaan Bhiksu Pu Jing sendiri disebutkan dalam sejarah dan tempat gubuknya berdiri di gunung Yuquan sekarang menjadi kuil Yuquan.


Biografi sejarah

Guan Yu bernama lengkap Yunchang (bernama asli Changsheng), berasal dari Hedong dan pernah menjadi buron di distrik Zhuo. Saat Liu Bei mengumpulkan pasukan di desanya, Guan Yu dan Zhang Fei membantunya untuk melawan para pemberontak. Liu Bei kemudian diangkat menjadi Gubernur Pingyuan, sedangkan Guan Yu dan Zhang Fei sebagai walikota. Mereka bertiga tinggal bersama dalam satu atap bagaikan saudara. Saat Liu Bei membunuh Che Zhou, gubernur Xuzhou, dia memerintahkan Guan Yu untuk mengatur pemerintahan kota Xiapi, sedangkan ia mengatur di Xiaopei.

Pada tahun ke-5 JianAn (200 M), Cao Cao menguasai wilayah Liu Bei dan Liu Bei mencari suaka pada Yuan Shao. Cao Cao berhasil menangkap Guan Yu dan mengangkatnya menjadi perwira, dengan pangkat Pian Jiangjun (Letnan Jendral). Yuan Shao mengirim jendralnya Yan Liang untuk menyerang Liu Yan di Baima, dan Cao Cao membalas dengan mengirimkan Zhang Liao sebagai panglima pelopor. Guan Yu yang melihat payung kebesaran Yan Liang langsung memburunya dan membunuh Yan Liang. Ia membawa kepala Yan Liang sedangkan pasukan Yuan Shao mundur dari pertempuran. Guan Yu dianugerahi gelar Hanshou Tinghou (Marquis Hanshou).

Awalnya Cao Cao merasa puas dengan Guan Yu tetapi lama kelamaan tahu bahwa Guan Yu ragu untuk menetap. Akhirnya ia memerintahkan Zhang Liao untuk menemui dan membujuknya. Jawab Guan Yu, "Saya sangat memahami penghormatan yang diberikan Cao Cao, namun jendral Liu (Bei) juga telah memperlakukan saya dengan baik maka saya bersumpah untuk mati bersamanya dan tak akan mengkhianatinya. Saya tak akan tinggal di sini selamanya, tetapi saya mau menorehkan jasa besar sebelum pergi untuk membayar kebaikan Cao Cao." Zhang Liao menjelaskan hal itu kepada Cao Cao yang terkesan dengan kebaikannya. Melihat Guan Yu membunuh Yan Liang, Cao Cao mengerti Guan Yu akan segera meninggalkannya, maka ia segera membanjirinya dengan hadiah. Guan Yu menyegel semua hadiah itu sambil menyerahkan surat pengunduran diri sebelum pergi menyusul Liu Bei. Cao Cao mencegah anak buahnya mengejar sambil berkata "Semua punya tuannya masing-masing, janganlah kita memburunya."

Tak lama Liu Bei bergabung dengan Liu Biao. Saat Liu Biao meninggal, Cao Cao mengamankan Jingzhou dan Liu Bei harus mengungsi ke selatan. Liu Bei mengutus Guan Yu membawa beberapa ratus kapal untuk menemuinya di Jiangling. Cao Cao mengejar sampai ke jembatan Changban sehingga Liu Bei harus menyeberanginya untuk bertemu Guan Yu dan bersamanya pergi ke Xiakou. Sun Quan mengirim pasukan untuk membantu Liu Bei bertahan dari Cao Cao, hingga Cao Cao menarik mundur pasukannya. Liu Bei kemudian menentramkan wilayah Jiangnan, mengadakan upacara penghormatan korban perang, mengangkat Guan Yu sebagai gubernur Xiang Yang dan menggelarinya Dangkou Jiangjun (Jendral yang Menggentarkan Penjahat). Guan Yu ditempatkan di utara sungai Kuning.

Saat Liu Bei menentramkan Yizhou, dia mengutus Guan Yu untuk menjaga Jingzhou. Guan Yu mendapat kabar Ma Chao menyerah. Karena ia belum pernah berkenalan, maka ia mengirim surat pada Zhuge Liang, "Siapa yang dapat menandingi kemampuan Ma Chao?" Untuk menjaga perasaan Guan Yu, Zhuge Liang menjawab, "Ma Chao sangat pandai dalam seni literatur dan seni perang, lebih kuat dan berani dari kebanyakan orang, seorang pahlawan yang dapat menandingi Qing atau Peng dan dapat menjadi tandingan Zhang Fei yang hebat, tetapi dia bukan yang dapat menandingi Sang Jendral Berjanggut Indah" (yaitu Guan Yu). Guan Yu bangga membaca surat itu dan menunjukkannya pada tamu-tamunya yang hadir.


Patung Guan Yu di Semarang

Guan Yu pernah terkena panah pada lengan kirinya, walaupun lukanya sembuh, tetapi tulangnya masih terasa sakit terutama pada saat hawa dingin ketika hujan turun. Seorang tabib bernama Hua Tuo berkata "Ujung panahnya diberi racun, dan telah menyusup ke dalam tulang. Penyembuhannya dengan cara membedah lengan dan mengikis tulang yang terinfeksi racun sebelum menjadi parah di kemudian hari." Guan Yu langsung menyingsingkan lengan baju dan meminta sang tabib menyembuhkannya. Saat dibedah, Guan Yu makan dan minum dengan perwiranya walaupun darah terus mengucur dari lengannya. Selama proses itu berlangsung, Guan Yu menengguk arak, bersenda gurau dan bermain Weiqi (GO) melawan Ma Liang seperti biasa.

Tahun ke-24 Jian An (219), Liu Bei mengangkat diri menjadi Raja Hanzhong dan mengangkat Guan Yu menjadi Qian Jiangjun (Jendral Garis Depan). Di tahun yang sama, Guan Yu memimpin tentaranya untuk menyerang Cao Ren di benteng Fan. Cao Cao mengirim Yu Jinuntuk membantu Cao Ren. Saat itu musim dingin dan hujan turun teramat derasnya sehingga meluapkan air sungai Han. Akhirnya ketujuh pasukan yang dipimpin Yu Jin seluruhnya hanyut. Yu Jin menyerah pada Guan Yu yang lalu mengeksekusi Pang De. Perampok daerah Liang yaitu Jia dan Lu direkrut oleh Guan Yu untuk membantunya dalam pertempuran tersebut. Sejak itu nama Guan Yu terkenal di seluruh dataran Tiongkok.

Cao Cao lalu mendiskusikan dengan para pembantunya apakah relevan untuk memindahkan ibukota negara ke Xudu untuk menghindari pertempuran dengan pasukan Guan Yu yang terkenal kuat. Sima Yi menolak ususlan itu dan mengusulkan hal lain. Dia memperkirakan bahwa Sun Quan juga tidak akan membiarkan Guan Yu meraih kemenangan berikutnya, oleh sebab itu Sima Yi menyusun strategi dan mengirim utusan kepada Sun Quan, memohon agar pasukannya menyerang pasukan Guan Yu dari belakang dan sebagai imbalan maka Sun Quan akan mendapatkan Jiangnan -- hal ini juga bertujuan agar pasukan di benteng Fan akan bergabung juga dengan Sun Quan untuk memperkuat aliansi. Cao Cao akhirnya menerima usulan ini.

Perseteruan antara Guan Yu dan Sun Quan pada awalnya terjadi ketika Sun Quan mengirimkan utusan ke Guan Yu untuk mengungkapkan keinginannya mempersunting anak perempuan dari Guan Yu untuk dipersandingkan dengan anak laki-lakinya. Tetapi Guan Yu menghina utusan tersebut dan menolak proposal yang diajukan. Sun Quan sangat marah dan merasa terhina dengan penolakan itu dan menyimpan dendam terhadap Guan Yu. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh Sima Yi untuk memperlemah posisi Guan Yu.

Disamping itu ada juga hal lain yang turut memperlemah posisi Guan Yu dalam peperangan ini. Mi Fang, Gubernur Nanjun di kota Jianglingdan Jenderal Fu Shiren, yang bertugas di Gong An, yang menjadi bagian dari pasukan Guan Yu merasa Guan Yu tidak pernah menganggap mereka. Bahkan sejak terakhir kalinya Guan Yu mengirimkan pasukan ke medan perang, Mi Fang and Fu Shiren hanya ditugaskan untuk menjaga suplai persediaan makanan dan senjata di garis belakang dan tidak terlibat sama sekali dalam setiap peperangan. Isu tersebut terdengar oleh Guan Yu dan dia memutuskan akan menjatuhkan hukuman kepada mereka setelah kembali dari medan perang. Mendengar berita itu, Mi Fang and Fu Shiren sangat ketakutan. Sun Quan menggunakan kesempatan ini untuk menggoyahkan loyalitas mereka dengan memerintahkan pasukan mereka untuk menyerah, dan akhirnya hal itu terjadi, sehingga pasukan Wu bisa menguasai daerah tersebut. Cao Cao lalu mengutus Xu Huang untuk membantu Cao Ren dalam mempertahankan benteng Fan dari gempuran pasukan Guan Yu; Guan Yu tidak berhasil dalam misinya untuk menaklukkan Cao Cao dan akhirnya mundur, akan tetapi pasukan Sun Quan telah menguasai Jiangling dan menyandera istri-istri dan anak-anak dari pasukan Guan Yu. Hal ini membuat perpecahan di dalam pasukan Guan Yu. Akhirnya Sun Quan mengirimkan jenderal-jenderalnya untuk menangkap Guan Yu dan kemudian menghukum mati Guan Yu beserta anaknya Guan Ping diLingju.

Dian Lue: Ketika Guan Yu mengepung kota Fan, Sun Quan mengirim utusan untuk membantu. Ia memerintahkan utusan itu untuk tidak terburu-buru, tetapi mengirimkan pegawai sipil berpangkat tinggi kepada Guan Yu. Guan Yu kesal dengan keterlambatan itu, apalagi saat itu ia sudah menangkap Yu Jin sehingga ia mencela "Jika kalian gurita kecil berani menyerang kota Fan, tidakkah kau pikir saya dapat menghancurkan kau?"

Pei Song Zhi: Hamba pikir walaupun Shu dan Dong terlihat akur, tetapi terdapat kecurigaan berlebihan antara keduanya akan kepentingan satu sama lainnya. Ini sebabnya mengapa Sun Quan diam-diam menyerang Guan Yu. Menurut Lu Meng Zhuan (Biografi Lu Meng) : "Pasukan gerilya telah disiapkan dalam kapal besar dan rakyat jelata yang menyamar sebagai pedagang diperintahkan untuk mengayuh kapal tersebut." Jika memang ada niat baik untuk membantu dari pihak Wu, mengapa Sun Quan merahasiakan pasukan itu?

Shu Ji (Buku Shu): Guan Yu dan Xu Huang adalah teman dekat dan saling berkomunikasi walau terpisah jarak yang jauh. Namun mereka hanya membicarakan hal-hal sepele yang tidak berhubungan dengan urusan kemiliteran. Saat bertempur, Xu Huang berteriak "Siapa yang dapat mengambil kepala Guan Yu akan dihadiahkan seribu keping uang emas!" Guan Yu terkejut dan bertanya "Kakak, mengapa kau berbicara seperti itu?" Jawab Xu Huang,"Ini adalah urusan negara."

Shu Ji (Buku Shu): Sun Quan memerintahkan pasukannya untuk menyerang dan menangkap Guan Yu serta putranya, Guan Ping. Sun Quan ingin keduanya hidup-hidup sebagai tameng serangan Shu dan Wei. Tetapi anak buahnya berdalih "Membiarkan sarang serigala sama saja mengasuh bencana di kemudian hari. Cao Cao telah mengalaminya,sampai harus memindahkan ibukotanya. Bagaimana mungkin kita membiarkannya hidup?" Maka, Guan Yu dan putranya dihukum mati.

Pei Song Zhi: Hamba ingin menegaskan Buku Wu, yang mengatakan Sun Quan mengirimkan jendral Pan Zhang untuk menghambat jalur larinya Guan Yu yang kemudian dieksekusi mati di tempat. Jarak antara Lin Ju dan Jiangling sekitar 200 sampai 300 mil, sehingga Guan Yu tidak mungkin dibiarkan hidup sampai Sun Quan dan perwiranya selesai berdebat apakah perlu melepaskannya. Pernyataan "Sun Quan ingin keduanya hidup-hidup sebagai tameng serangan Shu dan Wei" adalah tidak benar. Wu Li (Buku Kronologis Negeri Wi) mengatakan "Sun Quan mengirim kepala Guan Yu ke Cao Cao saat perwiranya menyiapkan pemakaman yang layak bagi sisa jasadnya."

Guan Yu dianugerahi gelar anumerta Zhuangzhou Hou (Marquis Zhuangzhou). Putranya, Guan Xing menggantikannya. Guan Xing, bernama lengkap Anguo, jarang mempertanyakan perintah sehingga amat disukai oleh perdana menteri Zhuge Liang. Guan Xing diangkat menjadi Shizhong (Ajudan Istana) dan Zhongjiangjun (Jendral Pasukan Utama/Tengah) saat kesehatannya menurun. Beberapa tahun kemudian ia wafat dan digantikan putranya, Guan Tong sebagai Huben Zhonglang Jiang (Jendral yang memiliki Kelincahan Macan). Guan Tong wafat tanpa memiliki keturunan laki-laki.

Shu Ji (Buku Shu): Saat Guan Yu bertolak ke kota Fan, ia bermimpi seekor babi hutan menggigit kakinya. Yu Zi Ping berkata "Kau akan hancur pada tahun ini, dan tidak akan kembali bangkit."

Shu Ji (Buku Shu): Putra Pang De, Pang Hui bertempur di bawah Zhong Hui dan Deng Ai untuk menghancurkan Shu. Saat merebut Shu, ia membinasakan seluruh anggota keluarga Guan yang masih hidup.


Diambil dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Guan_Yu

Riwayat Kwan Kong (Guan Yu)

Guan Di atau secara umum disebut Guang Gong (Kwan Kong – Hokkian) yang berarti paduka Guan, adalah seorang panglima perang kenamaan yang dihidup pada zaman San Guo (221 – 269 Masehi). Nama aslinya adalah Guan Yu alias Guan Yun Chan (Kwan In Tiang – Hokkian). Oleh kaisar Han ia diberi gelar Han Shou Ting Hou. Kwan Kong dipuja karena kejujuran dan kesetiaan. Dia adalah lambing atau tauladan kesatria sejati yang selalu menempati janji dan setia pada sumpahnya. Sebab itu Kwan Kong banyak dipuja dikalangan masyarakat, disamping kelenteng-kelenteng khusus. Gambarnya banyak dipasang dirumah pribadi, toko, bank, kantor polisi, pengadilan sampai ke markas organisasi mafia. Para anggota perkumpulan rahasia itu biasanya melakukan sumpah sejati dihadapan Kwan Kong.


Disamping dipuja sebagai lambang kesetiaan dan kejujuran, Kwan Kong dipuja sebagai Dewa Pelindung Perdagangan, Dewa Pelindung Kesusastraan dan Dewa Pelindung rakyat dari malapetaka peperangan yang mengerikan. Julukan Dewa Perang sebagai umumnya dikenal dan dialamatkan kepada Kwan Kong, harus diartikan sebagai Dewa untuk menghindarkan peperangan dan segala akibatnya yang menyengsarakan rakyat, sesuai dengan watak Kwan Kong yang budiman. Kwan Kong adalah penduduk asli kabupaten Hedong (sekarang Jiezhou) di propinsi Shanxi.

Bentuk tubuhnya tinggi besar, berjenggot panjang dan berwajah merah. Tentang wajahnya yang berwarna merah ini adalah cerita tersendiri yang tidak terdapat dalam novel San Guo ( kisah tiga negeri). Suatu hari dalam pengembaraannya, Kwan Kong berjumpa dengan seorang tua yang sedang menangis sedih. Ternyata anak perempuan satu-satunya dengan siapa hidupnya bergantung, dirampas oleh wedana setempat untuk dijadikan gundik, Kwan Kong, yang berwatak budiman dan tidak suka sewenang-wenang semacam ini, naik darah. Dibunuhnya wedana yang jahat itu dan sang gadis dikembalikan kepada orang tuanya. Tetapi dengan perbuatan ini Kwan Kong sekarang menjadi buronan. Dalam pelariannya itu Ia sampai dicela DongGuan di propinsi Shanxi. Ia lalu membasuh mukanya di sebuah sendang kecill yang terdapat di pergunungan itu. Seketika rupanya berubah menjadi merah, sehingga tidak dapat dikenali lagi. Dengan mudah Ia menyelip diantara para petugas yang diperintahkan untuk menangkapnya tanpa diketahui. Riwayat Kwan Kong selanjutnya dan sampai akhir hayatnya ditulis dengan sangat indah dalam novel San Guo yang terkenal itu.

Dalam babak pertama dalam novel tersebut diceritakan bagaimana Kwan Kong dalam pengembaraannya berjumpa dengan Liu Bei dan Zhan Fei disebuah kedai arak. Dalam pembicaraan mereka ternyata cocok dan sehati, sehingga memutuskan untuk mengangkat saudara. Upacara pengangkatan saudara ini, dilaksanakan dirumah Zhan Fei dalam sebuah kebun buah Tao atau persik Liu Bei menjadi saudara tertua, Kwan Kong yang kedua dan Zhan Fei bontot. Bersama-sama mereka bersumpah sehidup semati dan berjuang untuk membela negara. Peristiwa ini terkenal dengan nama “Tao-Yuan-Jie-Yi” (Tho Wan Kiat Gie – Hokkian) atau “Sumpah Persaudaraan Di kebun Persik”, sangat dikagumi oleh orang dari zaman ke zaman dan dianggap sebagai lambang persaudaraan sejati. Lukisan tiga bersaudara ini sedang melaksanakan upacara sumpah ini banyak menjadi objek lukisan, pahatan, patung keramik yang sangat disukai orang hingga dewasa ini.

Selanjutnya diceritakan ketiga saudara angkat ini membentuk pasukan sukarela untuk memerangi kaum pemberontak Destar Kuning yang pada waktu itu sangat mengguncangkan sendi-sendi kerajaan Han yang telah rapuh. Dalam pertempuran itu mereka memperlihatkan kegagahan sebagai prajurit dan pimpinan militer yang cakap. Kegagahan Kwan Kong menjadi perhatian orang pertama kali pada saat terjadi pertempuran di benteng Hu Luo Guan. Waktu itu Liu Bei bersama kedua adiknya bergabung dengan ke-18 Raja Muda yang membentuk pasukan gabungan untuk menumpas Dong Zhuo yang lalim. Dong Zhuo mengangkat diri menjadi perdana menteri dan dengan seenaknya sendiri makzulkan Kaisar, dan menggantikannya dengan Kaisar kecil yang menjadi bonekanya. Di Hu Luo Guan terjadi pertempuran besar antara pasukan gabungan para raja muda melawan bala tentara Dong Zhuo yang dipimpin oleh seorang panglima yang gagah perkasa, Hua Xiong (Hoa Hiong – Hokkian). Dalam beberapa kali pertempuran pasukan raja muda mengalami kerusakan besar dan beberapa panglimanya tewas ditangan Hua Xiong. Yuan Xiao dan Cao Cao yang menjadi pimpinan gerakan itu jadi gelisah. Tiba-tiba Kwan Kong menyanggupkan diri untuk maju ke medan perang menghadapi Hua Xiong. Semua orang memandang rendah kemampuannya, hanya Cao Cao yang melihat kehebatan terpendam yang ada pada diri Kwan Kong. Dengan secawan arak yang masih hangat Cao Cao mempersilakan Kwan Kong minum sebelum maju kemedan laga. Kwan Kong menolak, Ia minta agar arak itu ditunda setelah Ia pulang dengan membawa kepala Hua Xiong. Di medan laga, hanya dengan beberapa gebrakan saja Hua Xiong jatuh dan tewas diujung senjata Kwan Kong. Dengan membawa kepala Hua Xiong, Kwan Kong pulang ke kubunya di sambut Cao Cao dengan arak yang masih hangat. Sejak itu Cao Cao mulai tertarik kepada Kwan Kong. Hu Lou Guan masih sekali lagi menjadi saksi kehebatan Kwan Kong. Dengan gugurnya Hua Xiong, Dong Zhuo lalu mengangkat Lu Bu (Lu Po – Hokkian) sebagai komandan pasukannya. Lu Bu adalah seorang yang gagah perkasa yang jarang ada tandingannya di medan laga pada zaman itu. Dengan senjata tombak bercagak, Lu Bu mengobrak-abrik pasukan para raja muda tanpa ada yang mampu menghalanginya. Pada saat yang genting itu, Kwan Kong maju ke depan dan mencegat Lu Bu. Keduanya bertempur dengan seru tanpa ada yang kalah dan yang menang. Melihat saudaranya sulit mengalahkan lawan, Liu Bei dan Zhang Fei segera mengeprak kudanya untuk menggerubuti Lu Bu. Pertempuran antara ketiga saudara menggerubuti Lu Bu, banyak menjadi objek lukisan yang menarik. Akhirnya Lu Bu merasa tidak dapat memenangkan mereka, lalu ia memutar kudanya dan mengundurkan diri. Pertempuran yang bersejarah ini diperingati orang sebagai San Ying Zhan Lu Bu atau Tiga Pahlawan Menempur Lu Bu. Kesetiaan Kwan Kong terhadap saudara angkat juga dikisahkan dalam novel sejarah ini.


Dikisahkan setelah lolos dari usaha pembunuhan oleh suatu komplotan yang dipimpin oleh Dong Cheng (Tang Sin – Hokkian), Cao Cao makin menancapkan kuku kekuasaannya di ibukota, tanpa ada yang berani menantang. Sampai-sampai kaisarpun harus memperoleh izinnya terlebih dahulu apabila akan menemui seseorang. Cao Cao berusaha menyingkirkan Liu Bei, yang dianggap duri dalam daging. Liu Bei pada waktu itu ada di kota Xuzhou. Bala tentara dikerahkan untuk menggempur kota kedudukan Liu Bei. Bersama Zhang Fei, Liu Bei berusaha menahan serbuan dari pasukan Cao Cao yang tak seimbang jumlahnya. Liu Bei dan Zhang Fei melarikan diri dengan berpencar diikuti tentaranya yang cerai berai. Setelah Xuzhuo jatuh, Cao Cao mengerahkan pasukannya menggempur Xiapei, tempat kedudukan Kwan Kong dan keluarga Liu Bei. Karena kalah jumlahnya, akhirnya Kwan Kong terkepung di sebuah bukit. Cao Cao yang telah mengagumi pribadi Kwan Kong, berusaha menarik Kwan Kong agar mau menakluk kepihaknya. 

Menyadari resiko dan tanggung jawab akan keselamatan keluarga kakaknya, Kwan Kong memutuskan menyerah, tapi dengan syarat bahwa walaupun bekerja pada Cao Cao Ia tetap setia pada Liu Bei, kakaknya dan begitu tahu Liu Bei berada Ia akan segera pergi untuk bergabung dan meninggalkan Cao Cao. Mulanya Cao Cao ragu-ragu menerima syarat ini. Tetapi ia beranggapan bahwa apabila ia memperlakukan Kwan Kong lebih baik daripada yang telah dilakukan Liu Bei, tentu Kwan Kong akan tetap memihak dia. Begitulah Kwan Kong menakluk pada Cao Cao. Cao Cao memperlakukannya secara istimewa dan penuh dengan penghormatan. Pernah suatu ketika di perjalanan kembali ke Kota Raja, Cao Cao sengaja hanya menyediakan satu kamar di tempat rombongan Kwan Kong. Tetapi Kwan Kong tetap teguh hati. Dibiarkannya tempat itu ditempati oleh dua orang istri Liu Bei, sedangkan Dia sendiri menjaga didepan pintu dengan golok terhunus sambil membaca kitab Chun Qiu (kitab catatan hikayat zaman Chun Qiu yang ditulis oleh Nabi Kong Zi). Pose Kwan Kong membaca kitab Chun Qiu ini menjadi salah satu poin yang juga banyak disukai oleh pelukis dan pemahat pada zaman kemudian. Berulang kali Cao Cao berusaha merebut hatinya, tetapi selalu gagal. Suatu hari Cao Cao menghadiahkan jubah kebesaran kepada Kwan Kong ketika dilihatnya bajunya sudah tua dan lusuh. Kwan Kong segera menanggalkan baju lamanya dan mengenakan baju baru pemberian Cao Cao. Tapi Kwan Kong mengenakan baju tuaNya kembali diluar baju baru Cao Cao. Ketika Cao Cao dengan heran bertanya, Ia menjawab “Baju Tua ini adalah pemberian kakak angkatKu Liu Bei, walaupun Aku kini mengenakan baju pemberian Paduka Perdana Menteri, tidak seyogyanya Aku melupakan budi kakak angkatKu”. Mendengar jawaban ini, kekaguman Cao Cao makin bertambah. Hadiah-hadiah berupa emas, perak tak terhitung banyaknya, tetapi Kwan Kong tidak pernah menyentuhnya. Barang-barang tersebut hanya ditumpuk dalam gudang. Puluhan wanita cantik yang dikirimkan kepadanya diserahkan untuk melayani kedua kakak iparnya, tanpa Ia merasa tertarik untuk memiliki. Dia dapat menjaga budi pekerti dan kesusilaan sehingga lawan-lawannya segan dan kagum padanya.


Untuk mengambil hati Kwan Kong, Cao Cao menghadiahkan seekor kuda yang disebut Chi Tu (Kelinci Merah) kepadanya. Kuda ini adalah bekas tunggangan Lu Bu yang dapat berjalan 1.000 li dalam sehari. Seketika itu juga Kwan Kong berlutut untuk menghaturkan terima kasih kepada Cao Cao. Cao Cao dengan heran lalu bertanya “Aku telah menghadiahkan banyak barang kepada Jendral, tapi Jendral hanya menerima dengan biasa saja. Tapi kini demi seekor kuda, Jendral lutut dihadapanku, sungguh aneh”. Kwan Kong segera menjawab “Barang lain walau bagaimana berharganya, Aku tidak memperdulikan, tapi dengan memiliki kuda ini, begitu Aku mendengar kabar dimana kakakKu, Liu Bei berada, Aku dapat dengan cepat pergi menemuinya”. Mendengar ini Cao Cao menyesal bukan main.


Liu Bei yang melarikan diri dari Xuzhou akhirnya diterima oleh Yuan Xiao (Wan Siauw – Hokkian) penguasa wilayah Hebe. Atas saran Liu Bei, Yuan Xiao menggerakan tentaranya untuk menyerang Cao Cao. Pasukan Yuan Xiao ini dipimpin oleh panglimanya yang terkenal yaitu Yang Liang (Gan Liang – hokkian). Para panglima Cao Cao tak dapat menahan serbuan Yang Liang, bahkan beberapa panglimanya tewas. Cao Cao gelisah melihat kegagahan panglima musuh ini. Kwan Kong minta izin untuk melawan Yang Liang, sekaligus untuk membalas budi Cao Cao. Yang Liang terbunuh hanya dengan sekali gebrakan saja, Wen Chou (Bun Ciu – Hokkian) juga salah satu panglima gagah yang diandalkan oleh Yuan Xiao, memimpin pasukannya untuk menuntut balas. Kembali pertempuran berkobar, dan beberapa panglima Cao Cao terbunuh diujung senjata Wen Chou. Kembali Kwang Kong maju ke medan perang dan berhasil menumbangkan pahlawan dari Hebei itu, tanpa mengetahui bahwa Liu Bei ada di pasukan musuh. Kemudian secara rahasia Liu Bei berhasil mengadakan kontak dengan Kwan Kong dan menjelaskan dimana dia berada sekarang. Bergegas-gegas Kwan Kong bersiap untuk pergi bersama kedua iparnya dan beberapa pengiring. Sesuai dengan janjinya Ia akan pergi secara jantan, dengan berpamitan kepada Cao Cao. Cao Cao secara licik selalu menghindar agar Kwan Kong jangan sampai bertemu dengannya. Akhirnya Kwan Kong memutuskan untuk berangkat walau tanpa perkenaan Cao Cao, dengan meninggalkan barang-barang berharga termasuk para wanita cantik hadiah Cao Cao dan sepucuk surat perpisahan.

Dengan menunggang kuda, Kwan Kong temani beberapa penggiring, mengawal kedua kakak iparnya melewati kota-kota yang dijaga oleh para panglima Cao Cao. Karena mencegah lewatnya Kwan Kong, enam panglima yang menjaga lima kota tewas di tangannya.Begitulah akhirnya Kwan Kong dapat bergabung kembali dengan Liu Bei dan Zhang Fei, dan bersama-sama mereka merintis usaha untuk menegakkan negara Shu yang akan menjadi salah satu dari Tiga Negeri atau San Guo. Berkat keuletannya dalam berjuang akhirnya Liu Bei berhasil mengundang seorang ahli militer dan politik kenamaan yaitu Zhuge Liang alias Kong Ming (Cut Kat Liang alias Kong Bing – Hokkian), untuk menjadi penasehatnya. Pada waktu itu Cao Cao mengerahkan pasukan besar-besaran untuk menyapu daerah kekuasaan Liu Bei. Dalam beberapa kali pertempuran pasukan-pasukan Liu Bei terdesak. Atas saran Zhuge Ling. Liu Bei mengadakan perserikatan dengan Sun Quan (Sun Kwan – Hokkian) untuk melawan Cao Cao. Berkat usaha Zhuge Liang akhirnya pasukan gabungan Liu Bei dan Sun Quan berhasil menghancurkan armada perang Cao Cao mundur ke darat, disana pasukan-pasukan Liu Bei bersiap memberikan pukulan yang terakhir. Pertempuran di Chibi ini betul-betul menghabiskan energi Cao Cao, sehingga sejak itu ia tak berani bergerak ke seleatan lagi. 


Dikisahkan dengan sisa-sisa pasukannya Cao Cao yang tidak seberapa jumlah mengundurkan diri ke utara. Seperti yang telah diperhitungkan oleh Zhuge Liang, Cao Cao telah melewati suatu celah strategis yang disebut Huarong. Tugas menjaga jalur penting ini dipercayakan kepada Kwan Kong. Mulanya Zhuge Liang ragu apakah Kwan Kong akan dapat mengangkap atau membunuh Cao Cao, sebab penasehat militer ulung ini sangat paham watak Jendral yang sangat mengutamakan budi ini. Bukankah Cao Cao pernah menanam budi pada Kwan Kong, pada waktu Kwan Kong berpihak kepada Cao Cao. Kwan Kong berkeras akan menjalankan tugasnya, bahkan sedia di hukum mati bila Dia sampai gagal. Melihat tekadnya, Zhuge Liang akhirnya menerima dan memberinya tugas untuk menjaga jalur vital itu. Cao Cao sesuai dengan perhitungan, lewat Huarong. Kwan Kong segera menghadang dan akan membunuhnya. Cao Cao melihat Kwan Kong, segera turun dari kuda dan berlutut mohon dia dibiarkan lewat, sambil mengingatkan Kwan Kong betapa ia memperlakukannya pada waktu Kwan Kong menyerah kepadanya. Melihat keadaan Cao Cao yang compang camping dan prajuritnya yang tinggal tak seberapa itu, Kwan Kong tergerak hatinya, bagaimanapun dulu Cao Cao pernah menanam budi kepadanya.Akhirnya Ia rela melepaskan musuhnya itu, sebagai balasan atas perlakuan baik pada dirinya pada masa lalu, dan dengan tegap kembali kehadapan Zhuge Liang untuk bersedia dihukum mati karena telah menelantarkan tugas utamanya. Atas saran Liu Bei, Kwan Kong dibebaskan dari hukuman. Zhuge Liang sendiri juga menyadari bahwa memang Cao Cao belum saatnya tumpas. Perbuatan Kwan Kong ini sangat di kagumi oleh orang dari zaman ke zaman, sehingga Ia diangkat sebagai Dewa dan banyak dipuja dan dihormati. Sampai akhir hayatnya Kwan Kong tetap setia pada saudara-saudara angkatnya.


Pada waktu itu Liu Bei sudah berhasil mendirikan kerajaan dengan nama Shu (Siok – Hokkian) yang merupakan kelanjutan kerajaan Han yang dirampas oleh Cao Cao, wilayahnya yang meliputi propinsi Sichuan sekarang dengan ibukotaChengdu. Cao Cao menguasai daerah lembah sungai Huang He (Sungai Kuning) dan mendirikan kerajaan Wei (Gui – Hokkian) dengan ibukota Luoyang. Sun Quan mendirikan kerajaan Wu (Gui – Hokkian) dengan ibukota Wuchang, kemudian dipindahkan ke Nanjing yang meliputi wilayah yang membentang dari tengah dan hilir sungai Yangzi. Keadaan yang disebut Tiga Negeri sudah terbentuk. Kwan Kong menjaga kota strategis, Jingzhou berusaha meluaskan kekuasaannya dengan menyerbu ke utara. Dengan waktu singkat dapat disebut kota Fancheng dan memukul mundur pasukan Cao Cao yang dipimpin oleh Jendralnya yang bernama Cao Ren (Co Jin – Hokkian). Kemudian ketika bala tentara Cao Cao dengan jumlah besar datang memberikan bantuan, Kwan Kong berhasil menhancurkan mereka dengan menenggelamkan dalam banjir dan pimpinannya, Pang De (Bank Tek – Hokkian), dan Yu Jin tertawan. Memahami situasi yang tak menguntungkan pihaknya, Cao Cao segera mengajak Sun Quan untuk berserikat. Sun Quan, yang telah lama menginginkan kota JingZhou, yang dikuasai Kwan Kong, kembali kedalam wilayah kekuasaannya, setuju dan mengerakan pasukan merebut JingZhou. Kwan Kong akhirnya berhasil di jebak dan di tawan, kemudian dihukum mati karena menolak untuk menakluk. Karena takut akan pembalasan Liu Bei, kepala Kwan Kong dikirimkan ke tempat Cao Cao. Kwan Kong gugur pada tahun 219 Masehi dalam usia 60 tahun. Cao Cao yang telah lama kagum kepada Kwan Kong, memakamkan kepalanya, setelah disambung dengan tubuh dari kayu cendana, secara kebesaran. Kuburan Kwan Kong terletak di propinsi Henan kira-kira 7 km sebelah utara kota Louyang. Pemandangan di situ sangat indah, sedangkan bangunan kuburannya sangat megah seakan-akan sebuah bukit kecil dari kejauhan. Sekeliling bangunan itu ditanami pohon Bai (Cypress) yang selalu hijau, melambangkan semangat Kwan Kong yang tidak pernah padam dan abadi dari jaman ke jaman. Pohon-pohon itu kini sudah menghutan dan ratusan tahun umurnya, seban itu tempat tersebut dinamakan Guan Lin atau Hutan Guang Gong. Batu nisannya adalah hadiah dari kaisar dinasti Qing, dimana makan itu dipudar kembali. Berdekatan dengan Guan Lin, terdapat sebuat kelenteng peringatan untuk mengenang Kwan Kong, yang dibangun pada jaman dinasti Ming. Kelenteng itu merupakan hasil seni bangunan dan seni ukir yang bermutu tinggi, sehingga merupakan objek wisata yang selalu dikunjungi para wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri. Kelenteng peringatan Kwan Kong yang tersebar diseluruh Tiongkok terdapat di Jiezhou, propinsi Shanxi. Jiezhou, yang pada jaman San Guo disebut Hedong, adalah kampung halaman Kwan Kong. Kelenteng itu memiliki keindahan bangunan dan arsitektur yang sangat mengagumkan dan merupakan salah satu objek wisata terkemuka diShanxi.

Sebagai dewata, Kwan Kong dipuja umat Taoisme, Konfusianisme dan Buddhisme, Kaum Taoist memujanya sebagai Dewata pelindung dari malapetaka peperangan, sedangkan kaum Konfusianisme menghormati sebagai Dewa Kesusasteraan dan kaum buddhis memujanya sebagai Hu Fa Qie Lan atau Qie Lan Pelindung Dharma. Menurut kaum Buddist, setelah Kwan Kong meninggal arwahnya muncul dihadapan rahib Pu Jing di kuil Yu Quan Si di gunung Yu Quan Shan, propinsi Hubei, Rahib Pu Jing pernah menolong Kwan Kong yang akan dicelakai seorang panglima Cao Cao, dalam perjalanan bergabung dengan Liu Bei. Setelah itu karena takut pembalasan Cao Cao si rahib menyingkir ke gunung Yu Quan Shan dan mendirikan Kuil Yu Quan Si. Liu Bei yang sangat berterima kasih akan budi Ragib Pu Jing kepada adik angkatnya itu, lalu memberikan dana yang cukup besar untuk membangun kelenteng Yu Quan SI sebagai balas budi. Setelah meninggal roh Kwan Kong kemudian pergi menemui Rahib Pu Jing yang ketika itu sedang bersemedi, Kwan Kong menampakkan diri di hadapan Rahib itu, tempat penampakan roh Kwan Kong itu kemudian ditandai oleh sebatang pilar yang bertuliskan “Disini tempat Guan Yun Chang dari dinasti Han menampakkan diri”. Pilar batu itu adalah hadiah dari kaisar Wan Li jaman Dinasti Ming dan masih bisa dilihat sampai sekarang. Kepada Rahib Pu jing, roh Kwan Kong minta pelajaran Dharma. Sejak itu Kwan Kong menjadi pengikut Buddist dan berikrar menjadi pengawal agama Buddha dan ajarannya.

Telah lebih 1000 tahun sejak itu Kwan Kong dipuja sebagai Boddistsatwa Pelindung Buddhadharma.Penghormatan terhadap Kwan Kong sebagai orang ksatria yang teguh terhadap sumpahnya, tidak goyah akan harta kekuasaan dan kedudukan dan setia terhadap saudara-saudara angkatnya, menyebabkab ia memperoleh penghormatan yang tinggi oleh kaisar-kaisar pada jaman berikutnya. Kwan Kong memperoleh gelar yang tidak tangung-tanggung Ia dsebut ”Di” yang berarti ” Maha Dewa ” atau ” Maha Raja “. Sejak itu Ia disebut Guan Di atau Guan Di Ye (Koan Te Ya - Hokkian) yang berarti Paduka Maha Raja Guan, sebutan Kedewaan yang sejajar dengan Xuan Tian Shang Di.



Tercatat disini beberapa gelar kehormatan untuk Kwan Kong yang dianugrahkan oleh kaisar - kaisar dari berbagai dinasti :

1. Pada tahun 1120 kaisar Wei Zong dari dinasti Song memberi gelar kehormatan sebagai ”Zhong - Yi - Hou atau Raja Muda Nan Setia dan Berbudi“. Delapan tahun kemudian sejak itu, kaisar Gao Zong menanbah dengan sebutan Xie Tian Shang Di atau Maha Raja Agung dan Penentram Langit (Hiap Thian Siang Te - Kokkian).

2. Kaisar Wei Zong dari Dinasti Yuan (Mongol) pada tahun 1330, menghormatinya dengan tambahan gelar ”Wen Heng Di Jung atau Maha Raja Kesusastraan Yang Abadi“.

3. Kemudian pada tahun 1594 kaisar Wan Li dari dinasti Ming memberi gelar ”Zhong-Yi Da Di yang berarti Maha Raja Agung Yang Berbudi Dan Setia”. Pada jaman ini lebih banyak lagi kelenteng untuknya didirikan sedangkan yang telah ada dipugar diseluruh negeri agar masyarakat luas dapat lebih leluasa menghormatinya.

4. Tahun 1813 kaisar Jia Qing dari dinasti Qing (Manzhu) melengkapi gelar untuk Kwan Kong dengan menyebutkan ”Wu Sheng Guan Gong atau Guan Gong Orang Bijak Kemiliteran“.

5. Pada tahun 1813, konon Kwan Kong menampakkan diri membantu pasukan kerajaan dalam pertempuran dengan pasukan pemberontakan. Sejak itu kaisar Xian Feng mengangkat sebagai Dewata Pelindung Kerajaan dan menambah sebutan Fu-Zi yang berarti Nabi, setara dengan nabi besar Kong Fu-Zi (Kong Hu cu - Hokkian) dalam upacara kehormatan. Kwan Kong ditampilkan dengan berpakaian perang 1 lengkap, kadang - kadang membaca buku dengan putra angkatnya Guan Ping (Koan Ping - Hokkian) yang memegang cap kebesaran dan Zhou Chang pengawalnya yang setia, bertampang hitam brewokan, memegang golok Naga Hijau Mengejar Rembulan, senjata andalan tuannya. Guan Ping memperoleh gelar Ling Hou Thi Zi (Leng Houw Thay Cu - Hokkian), hari kelahirannya diperingati tanggal 13 bulan 5 imlek, sedangkan Zhou Chang (Ciu Jong - Hokkian) atau Jendral Zhou, diperingati hari kelahirannya pada tanggal 20 bulan 10 imlek. Dalam pemujaan dikalangan buddhis, kwan Kong dipuja sendirian tanpa penggiring. Sering juga ditampilkan sebagai Qie Lan Pu Sa (Ka Lam Po Sat -Hokkian) atau Boddhisatwa Pelindung, bersama-sama Wei Tuo.

Hari tahunan Kwan Kong jatuh pada tanggal 13 bulan 2 dan tanggal 13 bulan 5 imlek di Singapura dan Malaysia. Sedangkan Di Hong Kong, Taiwan dan daratan Tiongkok memperingati kelahirannya pada tanggal 24 bulan 6 imlek, tanggal 13 bulan 1 imlek sebagai hari kenaikannya.Seiring dengan mengalirnya para imigran Tionghoa keluar Tiongkok, pemujaan Kwan Kong tersebar ke negara-negara yang menjadi tempat tinggal para perantau itu.

Di Malaysia, Singapura dan Indonesia banyak sekali kelenteng yang memuja Kwan Kong. Di Indonesia kelenteng yang khusus memuja Kwan Kong, dan terbesar dengan wilayah seluas kira-kira 4 Ha adalah kelenteng Guan Sheng Miao (Kwan Sin Bio) di Tuban, Jawa Timur. Ditempat Pemujaan Kwan Kong biasanya ikut dipuja juga seorang tukang kuda yang dipanggil Ma She Ye atau Tuan Ma. Ia bertugas merawat kuda tunggangan Kwan Kong yang disebut Chi-Tu-Ma (Cek Thou Ma - Hokkian) atau Kelinci Merah, yang dalam sehari bisa menempuh jarak 500 Km tanpa merasa lelah. Hari lahir Ma She Ye ini diperingati pada tanggal 13 bulan 4 Imlek. Di beberapa kelenteng di wilayah Taiwan bersama-sama Kwan Kong dipuja Zhang Fei, Sang Adik Angkat, Liu Bei Sang Kakak, dan Zhao Zi Long (Thio Cu Liong - Hokkian). Zhao Zi Long atau Zhao Yun (Thio In - Hokkian) adalah panglima perang yang terkenal berani yang membantu Liu Bei menegakkan negaranya. Jasa Zhao Yun yang terutama adalah bahwa ia pernah menyelamatkan putra Liu Bei dari tangan musuh-musuhnya. Pada waktu itu Liu Bei sedang menghadapi situasi kritis, serbuan pasukan Cao Cao memaksanya mengundurkan diri untuk membangun pertahanan yang aman.Zhao yun pada waktu itu bertugas mengawal keluarga Liu Bei. Dalam keadaan kacau balau akibat serbuan pasukan Cao Cao, Zhao Yun kehilangan istri Liu Bei bersama putranya. Ia lalu membalikkan kudanya dan menerjang kembali barisan musuh untuk mencari istri junjungannya itu.

Para panglima Cao Cao menyerbunya. Seorang diri Zhao Yun menerjang, siapa yang menghalangi tewas kena tebasan pedang dan tombaknya. Berpuluh-puluh pahlawan Cao Cao tewas ditangannya. Akhirnya istri Liu Bei yaitu Nyonya Mi, ditemukan berlindung di sebuah rumah yang sudah runtuh di dekat sebuah sumur dengan putra dipelukannya. Zhao Yun meminta Sang Nyonya menaiki kudanya, ia mengawalnya sambil berjalan menerobos kepungan musuh yang berlapis-lapis. Tapi Sang Nyonya yang memahami kesulitan pahlawan ini menolak. Setelah menyerahkan putranya agar diselamatkan oleh Zhao Yun, ia lalu menerjunkan diri kedalam sumur. Seorang diri Zhao Yun kembali menerjang kepungan musuh, sampai akhirnya berhasil lolos dan menyerahkan sang bayi kepada Liu Bei yang menunggu dengan cemas. kepahlawanan Zhao Yun ini dilukiskan dengan sangat menawan dalam novel San Guo. Zhao Yun atau Zhao Zi Long secara umum disebut Zi Long Ye atau Paduka Zi Long. Hari lahirnya diperingati pada tanggal 16 bulan 2 imlek.


Zhang Fei diperingati kelahirannya pada tanggal 13 bulan 8 imlek. Sebuah kuil peringatan untuk Zhang Fei terdapat di kaki gunung Fei - feng Shan, di tepi sungai Yang Zi diluar kota Yunyang, propinsi Sichuan, yang dibangun lebih dari 1700 tahun yang lalu, pada akhir kerajaan Shu. Liu Bei diperingati pada tanggal 24 bulan 4 imlek. Pemujaan secara bersama-sama Liu Bei, Kwan Kong dan Zhang Fei juga sering terdapat untuk mengenang sumpah persaudaraan mereka yang abadi dan di kagumi orangdari jaman ke jaman.

Tentang Kwan Kong (Guan Yu) yang lain bisa dibaca di sini.


Sumber: http://www.kwankongbio.com/?page_id=3

Mig33 Another Image

These are the creativity of the mig33's user.

Mig33 on Bra


Mig33 on Underpants


10 Fakta Taj Mahal

Inilah 10 fakta tentang Taj Mahal

1. Salah satu fakta yang paling menarik mengenai Taj Mahal adalah bahwa bangunan ini nampak dengan berbagai macam warna tergantung harinya, dan apakah ada bulan atau tidak pada malam harinya.

2. Taj Mahal merupakan tempat wisata paling terkenal di kota Agra. dan bangunan megah ini dibangun oleh Shah Jahan.

3. Tidak ada tur pariwisata di India yang tanpa paket mengunjungi Taj Mahal. Tempat historis ini telah dikenal oleh seluruh penduduk dunia, walaupun belum pernah ke sana.

4. Fakta yang sedikit mengerikan dari semua fakta adalah bahwasanya setelah selesai pembangunan Taj Mahal ini, semua ahli dan pekerja terlatihnya dipotong tangannya Untuk memastikan bahwa tidak akan ada bangunan lain yang bisa menandingi keindahannya.

5. Konstruksi Taj Mahal membutuhkan waktu selama 20 tahun untuk diselesaikan, dan membutuhkan lebih dari 2000 pekerja. Dan membutuhkan 1000 ekor gajah untuk mengangkut bahan material bangunan ini.

6. Fakta menarik lainnya adalah bahwasanya struktur bangunan ini nampak sangat simetris.

7. Banyak tempat wisata di kota Agra yang menggunakan bahan material marmer hitam. Hal ini dilakukan sebagai cerminan bangunan Taj Mahal yang juga menggunakan bahan ini.

8. Taj Mahal pernah dimasukkan ke dalam 7 Keajaiban Dunia, dan hal ini menyebabkan makin banyaknya orang di dunia untuk mengunjunginya.

9. Taj Mahal dibangun di lahan yang agak miring ke luar, agar jika terjadi gempa bumi, jatuhnya pillar bisa dikontrol.

10. Terakhir, banyak batu permata dan mutiara berharga digunakan untuk mendekorasi Taj Mahal. Selama perang, beberapa batu permata diambil dan bahkan pernah dijarah.

Sumber : kaskus.us

Bookmark This

Popular Posts

Amazon