Ciuman adalah insting dasar manusia. Banyak penelitian menegaskan bahwa para perempuan ternyata lebih menikmati ciuman lebih lama daripada lelaki. Itulah kenapa para perempuan lebih mudah mengingat pengalaman ciuman romantis mereka yang pertama kalinya daripada lelaki.
Istilah kiss yang artinya mencium dalam bahasa Indonesia berasal dari Inggris kuno, cyssan, yang muncul sebelum abad XXV.
Ciuman Perancis – French Kiss –
Awal Tahun 1920-an Istilah French Kiss pertamakali diketahui di Inggris pada tahun 1920-an. Aktivitas ini ditandai dengan membuka mulut masing-masing lalu dengan bergairah mengadu lidah satu sama lain.
Kata Perancis (French) disebutkan di sini bukan karena ciuman dengan lidah ini adalah ciuman khas Perancis. Ciuman semacam ini bisa kita temukan dalam berbagai budaya, mungkin disebut ciuman lidah, cium basah, atau soul kissing. Orang-orang Amerika dan Inggris menamakannya demikian karena menganggap orang-orang Perancis sangat liberal dalam hal kegiatan seks.
Tidak heran pula ada banyak istilah seks yang dikaitkan dengan Perancis (French). Ada French Disease (sifilis), French Love Letter (kondom), Frenching (oral seks), French Woman (pelacur).
Ciuman Romantis, Awal Mula Bangsa Eropa
Tidak semua budaya memiliki gaya bercium romantis. Ciuman mesra di depan umum ini tampaknya bermula dari kebudayaan awal mula orang-orang Eropa. Setidaknya hal ini bisa dilacak dari teks dan literatur yang ada.
Orang-orang Teuton, Jerman, Yunani, Romawi, dan juga klan Semit yang memulai mengembangkan gaya ciuman romantis. Kelompok orang-orang ini lalu menyebar ke mana-mana.
Orang Cina kuno dan Jepang tentu saja juga melakukan ciuman, tetapi dengan malu-malu karena tidak mau ketahuan orang lain. Ciuman adalah kegiatan pribadi antara dua orang dan tidak layak untuk didiskusikan, apalagi ditulis.
Saat orang Eropa mulai mengunjungi wilayah Timur di abad XVI, orang-orang Cina dan Jepang sempat terkejut serta merasa luar biasa dengan kebiasaan orang Eropa yang tidak malu-malu bericuman di depan publik.
Pada pertengahan abad XIX, saat bahasa Cina mulai diterjemahkan ke bahasa Barat, mulailah ditemukan tulisan baru yang menggambarkan gaya ciuman romantis.
Ciuman a la Eskimo
Gaya mencium dengan menempelkan hidung satu sama lain bermula dari kebiasaan yang dilakukan oleh orang Polinesia, sebagian Asia, Afrika dan Eskimo artik. Orang Eskimo malah melakukannya dengan cara menempelkan mulut dan hidung di pipi sambil menghirup udara. Mereka saling membaui satu sama lain. Dalam kasanah bahasa Eskimo, kata ‘mencium’ justru punya arti ‘membaui’. Tidak heran bila dalam industri parfum, bau memberikan kesan erotis tersendiri karena dijual dan diperdagangkan.
Ciuman Pipi
Orang-orang perempuan Indian Amerika Utara melakukan ciuman ini dengan cara menempelkan bibir dengan rileks ke pipi seorang laki-laki tanpa gerakan lain atau suara tertentu. Maksudnya tidak lain adalah hendak merasai bau si lelaki.
Ciuman Tangan
Ciuman tangan mulai muncul di beberapa wilayah di bagian India dan Arab Peninsula. Dibudaya tertentu malahan kebiasaannya lain lagi. Orang mencium tangannya sendiri kemudian menempelkannya ke dahi orang lain. Kebudayaan lain menceritakan hal yang lain lagi, saat dua orang lelaki bertemu mereka akan memberi salam satu sama lain dengan cara mencium secara cepat punggung tangan satu sama lain. Di Eropa, ciuman tangan pada seorang perempuan dikenal dengan sebutan Handkiss.
Selama abad pertengahan, beberapa rabi di wilayah Timur mengadopsi kebiasaan menggunakan sarung tangan tipis, entah itu di musim salju ataupun panas, untuk menghindari gairah atau birahi. Sarung tangan digunakan untuk menghindari gejolak yang mungkin timbul saat bertemu seorang perempuan. Kebiasaan mereka justru si perempuanlah yang mencium pungugng tangan lelaki.
Ciuman Mengisap Bibir
Orang-orang India memiliki bentuk ciuman yang lebih dahsyat lagi, yakni cara mencium dengan mengisap bibir orang yagn dicium secara bergairah. Dalam Kamasutra, hal semacam ini diajarkan. Cara ciuman ini persisnya adalah ketika lelaki mengisap bibir atas perempuan, si perempuan sebaliknya mengisap bibir bawah si lelaki.
Ciuman Seremonial
Odysseus, seorang pejuang dari Yunani, ketika pulang dari pengembaraannya yang panjang, seorang temannya menciumnya di kepala, tangan, dan bahu. Beberapa abad sesudahnya, ciuman antara lelaki semacam menjadi kebiasaan yang dilakukan antara seorang uskup dan pastor. Seorang uskup akan mencium pastor yang baru ditahbiskan dan pastor tersebut akan mencium kaki Sri Paus.
Orang-orang Katolik Roma melakukan kebiasan mencium altar, reliqui atau benda yang ditinggalkan oleh para kudus dan saudara-saudara mereka yang meninggal. Orang Yahudi punya kebiasaan mencium Kitab Taurat, tetapi tidak pernah mencium saudara mereka yang sudah meninggal. Selama abad pertengahan, seorang ksatria akan dicium oleh ksatria yang lebih tua, bahkan kadang-kadang oleh raja, setelah dilantik.
Ciuman Kupu-Kupu
Beberapa kebudayaan memiliki kebiasaan yang lebih aneh lagi saat dua orang dimabuk cinta. Caranya dengan mengedipkan bulu mata ke pipi pasangannya. Mengadu bulu mata disebut double butterfly.
Ciuman kupu-kupu ini mengadopsi cara ciuman serangga, yakni dengan menempelkan antenanya ke pasangannya. Namun, tentu saja dua orang yang sedang jatuh cinta bisa saja membuat bentuk ciuman yang lain lagi.
(Sumber: Senior)
Taken from: http://falahluqmanulhakiem.wordpress.com
No comments:
Post a Comment